1. Teori Komunisme
Tentang Teori Komunisme merupakan paduan dari ketiga ajaran yaitu ajaran :
Karl Marx tentang Materialisme
Dialektis, Historis Materialisme dan Teori Nilai Lebih, Teori Lenin yang
menjadi Komunisme Uni Sovyet, Teori Mao Zedong yang menjadi Komunisme
China, Pemikiran Tito yang menjadi komunisme Yugoslavia (Aliran
Titoisme) meskipun dianggap sebagai bentuk revisionisme oleh kalangan
komunis sovyet dan bentuk komunisme lainya diberbagai negara yang pada
dasarnya tetap berpedoman pada ajaran Marx.
a. Lenin ;
Menyumbangkan pemikiran bahwa perjuangan kelas dan revolusi yang
dilakukan oleh kaum proletar harus dilakukan melalui dua jalur .
Sumbangan Lenin untuk Komunisme dapat ditemukan dalam Pamfletnya ” What
is to be Done” tahun 1902 yang merupakan konsep tentang kaum
revolusioner yang profesional.
Pertama para buruh harus membentuk organesasi buruh maupun partai komunis yang beroperasi terbuka sesuai hukum dan melibatkan publik.
Kedua melakukan Infiltrasi
atau penyusupan dan membentuk sel-sel dalam lembaga sosial, politk,
pendidikan, dan ekonomi ditengah masyarakat. selain itu mengadakan
penyusupan didalam tubuh angkatan bersenjata dan kepolisian dan
pemerintah. Pendekatan Baru inilah Yang dilakukan oleh Lenin yang
membedakanya dengan pandangan Marx , Kepercayaan Marx pada unggulan
ekonomi atas politik ditepiskan oleh lenin yang lebih percaya keunggulan
politik atas ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya revolusi
komunis yang pertama bukanlah di Eropa barat seperti harapan Marx,
tetapi terjadi di Rusia ( Eropa Timur) yang nota benenya adalah negara
miskin dan terbelakang jika dibandingkan dengan ropa barat.
b. Mao Zedong
Menyumbangkan pemikiran terhadap taktik revolusi dari kaum komunis.
Teori tentang perang gerilya menurut Mao adalah termasuk senjata
organesasi. Teori Mao dibagi menjadi 2 bagian yaitu prinsip-prinsip
militer dan prinsip-prinsip politik tertentu yang ditarik dari salah
satu prinsip militer. Pemikiran terpenting Mao yang mewarnai Komunisme
di cina adalah konsep tentang :
1. Peranan Desa
lebih penting dari pada kota : hal ini bertentangan dengan pandangan
Marx yang menyatakan bahwa kekuatan Revolusioner yang utama dalam
masyarakat kapitalis adalah buruh Industri. Menurut Mao Petani adalah
kekuatan utama dalam perjuangan itu harus muncul dari kelompok petani.
Intinya Revolusi akan berhasil diwilayah pedesaan sebelum dikota dan di
Negara terbelakang sebelum di negara Industri pusat.
2. Tentara Merah
lebih penting dari pada aksi Massa. Mao meyakini bahwa dalam suatu
negara unsur terpenting dari kekuasaan politik adalah tentara; siapapun
yang ingin merebut dan memiliki kekuasaan politik haruslah memiliki
tentara yang kuat. Ini dibuktikan Mao dengan adanya Tentara Merah yang
memainkan perananya dalam revolusi sejak tahun 1927 dan menjadi Patner
yang kuat dalam pemerintahan Mao.
3. Semangat
Revolusi lebih penting dari pada keahlian tehnis; Menurut Mao Komunis
sejati tidak terpisah dari massa rakyat artinya terlibat langsung dalam
kehidupan, mendengarkan dan menanggapi kebutuhan- kebutuhanya, serta
turut ambil bagian dalam pekerjaan dan kebudayaanya.
4. Kekuatan
Subyektif lebih penting dari pada kekauatan Obyektif; Mao menegaskan
bahwa terdapat kemungkinan untuk mencapai perubahan yang revolusioner
melalui penerapan sifat, kemauan, dan pikiran yang benar dalam berbagai
kondisi historis. Yang dimaksudkan adalah bahwa seruan revolusi tidak
hanya pada kelas tertentu tetapi seluruh rakyat yang mencakup kelompok
individu dengan asal usul yang beraneka ragam tetapi dipersatukan oleh
dukungan mereka terhadap komunisme dan kesetiaanya terhadap pemikiran
Mao.
2. Praktek Komunisme
Berbagai negara telah melewati revolusi
komunis secara struktural adalah sama karena mengikuti model Uni Sovyet
dan China. UniSovyet Cenderung Otoriter dengan suatu sistem ekonomi
sosialis dimana pengambilan keputusan ekonomi dilakukan secara terpusat
Dalam sistem Politik Partai komunis menduduki posisi sentral karena dua alasan :
Pertama : Partai Komunis
ditetapkan sebagai barisan depan proletar dan dalam setiap Negara yang
diperintah oleh Kaum Proletar Partai Komunis harus berkuasa.
Kedua : Dalam Revolusi yang
pertama di Rusia Lenin dan Partai Komunis berhasil mengambil alih
kekuasaan dan membentuk semua mekanisme pemerintahan.
Fungsi utama setiap sistem politik
adalah memadukan atau menyatukan masyarakat menjadi satu Unit yang
fungsional dan memelihara tatanan. Untuk melaksanakan peranan ini diberi
keuasaan memaksa yang luas guna menjamin tatananya. Secara tehnik
partai komunis tidak memiliki kekuasaan ini tetapi dalam prakteknya
bertindak sebagai pemerintah dalam sebagian besar kasus. Dalam bertindak
seperti ini ia membutuhkan organesasi yang mempunyai kontak dengan
seluruh masyarakat. Prinsip organesasi yang demikian merupakan
sentralistik demokrasi yang pelaksanaanya bertindak sebagai saluran
Informasi Bagi Pemimpin Dan Sebagai Sarana Untuk Meletakan
Pedoman-Pedoman Diseluruh Negara Dan Menajmin Agar Pedoman Tersebut
Ditati. Selain Itu Partai merupakan jalan utama untuk mengekspresikan
pandangan-pandangan yang bertentangan sehingga unsur-unsur diluar partai
seperti meliter dan pendidikan muncul dan berusha untuk duduk dalam
kepemimpinan partai.
Sistem Ekonomi negara-negara komunis
pasti akan memainkan peranan dalam menentukan tujuan dan prioritas
ekonomi. Mereka mengumpulkan data yang terinci mengenai sumber-sumber
daya alam yang tersedia. Kemampuan produksi dan kebutuhan minimum
masing-masing sektor ekonomi dari seluruh negeri barulah mereka
mengambil keputusan mengutamakan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya
esensial dan sektor industri serat pertanian memproduksi apa dalam
jumlah berapa.. Ekonomi terpimpin tidak hanya dalam produksi, tetapi
distribusi barang-barang pertanian dan barang-barang manufaktur
dikendalikan secara sentral, selain itu distribusi pendapatan juga
diatur oleh pemerintah yang dalam periode diktator proletar, distribusi
dilakukan sesuai denag pekerjaan.
Berbeda dengan China dalam sistem
perekonomianya menggunakan sistem Komune, Sistem ini merupakan sarana
organesasi ekonomi untuk memanfaatkan secara efisien tenaga kerja,
tetapi juga merupakan sasaran pengendalian politik. China membentuk
Komune pedesaan dengan menghapus beberapa desa dalam suatu daerah dan
meleburkanya dalam satu desa besar. Untuk komune perkotaan diorganesasi
dengan cara serupa dengan mengambil semua buruh dari pabrik atau
industri tertentu.
Kemudian Agama dibeberapa negara komunis
hilang. Di Unisovyet agama sangat dibatasi tetapi ditoleransikan agak
bebas, namun tidak dapat membuka sekolah. Untuk posisi wanita juga
mengalami banyak perubahan, banyak hal telah terbuka bagi wanita.
Perubahan tersebut diadakan dalam sistem ekonomi khususnya dalam
pendidikan. Seluruh sistem pendidikan dirancang secara sadar untuk
menanamkan nilai-nilai sistem, dismaping memberi latihan yang perlu bagi
individu untuk mengambil tempat yang bermanfaat bagi anggota
masyarakat. Di negara-negara Komunis terdapat suatu usaha yang bertujuan
untuk menanamkan nilai sistem kepada individu. Bagian akhir dari sistem
sosial lainya adalah startifikasi sosial, komunis belum menghapusnya.
Di negara Komunis Stratifikasi maupun mobilitas tergantung dua faktor
yaitu keanggotaan dalam partai dan pendidikan khususnya pendidikan
ilmiah dan tahknis.
a. Komunisme Uni sovyet
Pemerintah yang demokratis yang baru
dari Alexander Kerensky membuka jalan bagi kaum Bolshevik pimpinan Lenin
dan Trotsky melakukan subversi dan dengan cepat menghancurkan rezim
baru dan pada saat itu mayoritas rakyat Rusia menginginkan kebebasan
politik dan adanya perubahan sosial dalam masyarakat.
Pada Bulan Maret sampai dengan Nopember 1917 Kaum Bolshevik menggunakan 3 cara untuk mendapatkan keuasaan yaitu :
Pertama : Menyatakan dirinya dalam
propaganda sebagai partai milik rakyat yang mengabdi pada kebebasan
demokrasi, keadilan sosial dan menentang semua bentuk reaksi serta
ketidak adilan sosial.
Kedua: Mengadakan Infiltasi atau penyusupan terhadap kedalam partai politik, serikat buruh, dewan tentara dan pemerintah daerah.
Ketiga : Cara kekerasan.
Bulan Nopember 1917 mereka merebut
kekuasaan di Petograd dan Moskow dari sana menyebabkan revolusi dengan
cepat menyebar keseluruh Rusia. Perlawanan terhadap revolusi komunis
terpecah kedalam beberapa kelompok dan timbul perang saudara yang
berlangsung hingga tahun 1921. Kerusakan akibat Perang Dunia II dan
kehancuran akibat perang saudara mempersulit pembaharuan sosial, namun
pada saat itu Lenin menerapkan prinsip komunis dengan mersmikan
kebijakan perekonomian baru yang memperkenalkan pemilikan perseorangan
secara terbatas, Tujuan utama kebijakan ini adalah mempertahankan dan
meningkatkan produksi pertanian, pabrik dengan tetap menerapkan insentif
efisien dan laba sistem kapitalis
Dalam penerapan sistem komunis di Rusia yaitu meliputi beberapa bidang antara lain :
Kolektivisasi Pertanaian:
Alasan yang mendorong Stalin memaksakan Kolektivisasi kepada para petani adalah :
Pertama : Para penguasa
komunis merasa bahwa produksi pertanian yang ditingkatkan melalui
mekanisasi akan lebih mudah dicapai bila diterapkan sistem pertanaian
kolektif secara besar-besaran dari pada pertanian yang dimiliki
perseorangan.
Kedua : Pemilikan dan
Penggarapan pertanian secara perseorangan menyangkut prinsip pokok
komunisme yaitu semula alat produksi dialihkan milik negara.
Ketiga : Para penguasa Komunis
melihat adanya ancaman politik dan Psikologi secara langsung terhadap
penerimaan atau akseptasi pengarahan politik dari pusat bila sistem
pertanian perseorangan dilanjutkan.
Alasan lain dibalik Kolektivisasi
Pertanian adalah kebutuhan akan tenaga buruh untuk industri-industri,
tenaga kerja yang dibutuhkan tersebut diperoleh hanya melalui mekanisme
pertanian, karena itu menghemat tenaga kerja menusia dan pada akhirnya
kolektivisasi memiliki tujuan militer yang penting.
Industrialisasi:
Dalam bidang Industrialaisasi kemajuan
dibawah komunisme Uni Sovyet sangat pesat. Dari sudut pandang Marx
Redistribusi pendapatan yang merata harus menjadi tujuan utama setelah
pemilikan alat untuk menciptakan kemakmuran dialihkan kepada negara.
Namun demikian para pemimpin Sovyet tidak hanya bersifat Marxis tetapi
juga Nasionalis, yang lebih mementingkan kekuatan dan pristice Sovyet
sebagai prioritas tertinggi dalam hal pembagian pendapatan, sehingga
akibatnya Industrialisasi dipusatkan pada industri berat dan
kesiapsiagaan militer serta program kusus dalam Bidang ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
Pelayan Jasa dan Perumahan:
Sektor pelayanan perumahan dan jasa
paling diabaikan, bahkan dalam Bidang perumahan kurang mendapat
perhatian. Persediaan perumahan selalu langka dan sebagian besar
perumahan yang tersedia adalah milik negara. Pemerintah mengalokasikan
tepat tinggal yang tersedia menurut kreteria sosial yang ditentukan oleh
Pemerintah, Para Ilmuwan, Sarjana, pejabat tinggi, Partai, personil
militer, dengan pangkat kolonel keatas mempunyai tempat tinggal khusus.
Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan:
Dalam bidang diatas di Rusia sudah maju
terbukti dengan adanya pengiriman orang pertama, Wanita pertama, dan
kelompok astronot pertama keluar angkasa. Dalam bidang pendidikan yaitu
dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan dan Training.
Stratifikasi sosial:
Di Unisovyet terdapat pembagian kelas :
Golongan pertama: adalah
pejabat-pejabat tinggi pemerintah, tokoh-tokoh Partai, Pejabat militer,
Pimpinan Industri, Cendekiawan, Artis dan pengarang.
Golongan kedua : adalah
meliputi pejabat tinggi menengah dari kelompok sipil maupun militer,para
menejer pertanian kolektif dan sebagaian dari buruh trampil serta
tenaga tekstil dalam Industri.
Golongan ketiga : terdiri masyarakat buruh dan petani
b. Solidaritas di Polandia :
Penentangan para buruh dan petani terhadap priviligentia Komunis.
Komunisme masuk di Polandia bersamaan
dengan masuknya tentara-tentara Rusia sebagai penakluk yang membebaskan
Polandia dari pendudukan Jerman tahun 1945. Pemimpin pertama partai
komunis Polandia adalah W. Gomulka yang Independen dan Moderat terhadap
kepentingan–kepentingan Moskow. Sebelum tahun 1948 dipecat karena
dituduh melakukan penyimpangan-penyimpangan bersifat nasional. Kedudukan
digantikan oleh B. Beirut dan selanjutnya Marsekal Rokossvosky.
Gomulka kembali lagi kedunia
perpolitikan Polandia pada tahun 1956. Kebijakan ekonomi Polandia
kembali memberikan pengakuan resmi kepada petani-petani yang bebas dan
ruang yang lebih luas untuk perusahaan swasta. Sensor diperlonggar
sehingga mendorong timbulnya pembaharuan-pembaharuan dalam bidang
kesenian dan geraja juga memperoleh kebebasan. Pada periode selanjutnya
terjadi perubahan sikap yang menyebabkan kebijakan Gomulka beralih pada
praktek penindasan. Perubahan ini merupakan perubahan permulaan periode
yang panjang dari pengendalian pemerintah yang semakin meningkat
mendapat tantangan dari masyarakat.
Demonstrasi besar-besaran menentang
Rezim Gomulka yang dilakukan oleh kaum buruh, mahasiswa dan cendekiawan.
Pada tahun 1968 dengan diilhami perubahan Dubcek dari Cekoslowakia ”
Sosialisme dengan wajah Komunisme” selama beberapa hari mahasiswa
polandia turun jalan protes kebijakan pemerintah dalam bidang
kebudayaan. Para Demonstran dipatahkan dengan kekerasan dan banyak
Mahasiswa yang ditangkap. Bersamaan dengan itu dilakukan kampanye anti
semitisme terhadap orang Yahudi di Polandia. Banyak orang yahudi yang
duduk dipemerintahan Polandia di Pecat dan diusir dari Polandia.
Fitnah-fitnah yang di lancarkan oleh
Gomulka terhadap orang-orang Yahudi, membangkang dan orang-orang moderat
tidak dapat mengembalikan perekonomian yang merosot. Pemerintah yang
mengejar keuntungan Industrialisasi mengabaikan kebutuhan disektor
pertanian dan keluhan Buruh. Pada tahun 1970 kegelisahan terus menyerang
dikalangan Buruh industri Polandia menyebabkan terjadinya kekerasan di
Kota Gdanks yang juga menjadi aksi lahirnya solidaritas. Para buruh
Galangan kapal tidak hanya melakukan pemogokan tetapi juga melakukan
konfrontasi dengan penguasa lokal. Melakukan aksi pembakaran terhadap
markas-markas besar partai. Dari kota Gdanks pemogokan mejalar
kesepanjang laut Baltik. Pemerintah mengerahkan milisi sehingga
pemogokan dapat dihentikan, tetapi kekuasaan Gomulka berakhir.
Pengganti Golmuka adalah E. Gierek yang
merencakan perbasiskan ekonomi Polandia dengan mengadakan
peminjaman Luar negeri. Gierek berkeinginan menjadikan Polandia sebagai
produsen barang-barang manufactur dipasaran dunia. Namun berdampak
buruk bagi Polandia karena terjadi Inflansi, Pemasaran produk Polandia
tersendat dipasaran dunia para petani menolak menjual produknya dengan
harga rendah demi menyediakan makanan untuk semua orang. Eksport terus
dipacu demi memperoleh Devisa untuk membayar hutang luar negeri, harga
bahan makanan naik, upah diturunkan, jam kerja ditambah, sementara
kondisi kesehatan dan keselamatan kerja diabaikan, didalam negeri
dibentuk kelompok-kelompok yang membongkar kasus korupsi dan menejemen
yang mengecam berbagai penindasan. Kelompok ini seperti perlindungan
kaum buruh (FOR) yang mempunyai hubungan dengan solidaritas. Disamping
itu jaringan-jaringan kelompok kecil yang menyebar menciptakan
pusat-pusat pembangkaangan terorganisir diseluruh negeri mengajukan
protws atas kesewenang-wenangan pemerintah dan menuntut perubahan.
Menejemen oleh Buruh sendiri VS Peran Utama Partai
Tuntutan-tuntutan awal
solidaritas dalam pemogokan termuat dalam 21 tuntutan. Antara lain
berkaitan dengan kondisi kerja dan hidup spesifik seperti tingkat upah,
Uang saku, Dana Pensiun, pelayanan kesehatan, fasilitas pemeliharaan
anak pra sekolah, pengadaan perumahan dan hari lubur. Tuntutan yang lain
adalah sistem penilaian dalam seleksi untuk jabatan pimpinan yang
didasarkan pada kwalifikasi seseorang dan bukan keanggotaanya dalam
partai komunis. Tuntutan ini memberikan pukulan bagi kebijakan yang
disebut ”Nomenklatura” yang digunakan partai Komunis untuk
mempertahankan keadilanya atas masyarakat dan kaum Buruh. Secara
teoritis Nomenklatura dimaksudkan untuk menjamin orang-orang yang
berkuwalitas dan penuh pengabdian yang dapat mengisi jabatan penting.
Tuntutan Solidaritas yang lain adalah :
supaya para buruh yang memberontak dipekerjakan kembali, para mahasiswa
yang melakukan protes diijinkan kembali untuk masuk sekolah dan
menghentikan penindasan terhadap keyakinan seseorang. Selain itu
solidaritas juga menuntut adanya serikat-serikat buruh yang bebas dan
berhak melakukan pemogokan serta menentang struktur pokok dari hubungan
atasan dengan bawahan.
Tuntutan solidaritas ini melahirkan
perjanjian di Gdanks yang mengakui adanya hak kaum buruh untuk membentuk
serikat bebas dan melakukan pemogokan, juga menegaskan kembali peran
utama partai dan setatus keanggotaan dalam Paktawarsawa. Solidaritas
menyetujuhi untuk memperhatikan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
”Konstitusi Republik Rakyat Polandia” Gerakan ini menyatakan bahwa
serikat buruh yang baru tidak bermaksud memainkan peranan utama
dalam negara. Solidaritas berjanji untuk membina kegiatan kegiatan
serikat tanpa merusak aliansi internasional yang berlaku.
c. Komunisme China.
Untuk pertama kalinya partai komunis
China didirikan oleh MaoTse Tung tahun 1921. Mao membawa partai ini
menuju kekuasaan dalam revolusi nasional dalam tahun 1949, tepatnya
tanggal 10 oktober 1949. Sebelumnya china dalam kondisi lemah dan
terpecah-pecah, miskin, semi feodal, dilanda kelaparan secara periode,
diperintah oleh para Panglima perang yang reaksioner, dan dikuasai oleh
kekuatan asing yang menuntut konsesi politik dan ekonomi dari pemerintah
pusat.
Setelah Revolusi 1911 melanda china
melahirkan keuatan-kekuatan revolusioner yang meraih kemenangan
menampilkan dua ahli waris yaitu Partai Komunis atau Kuomintang dan
Partai Komunis. Dua parti ini mempunyai tujuan yang berbeda. Kuomintang
dibawah pimpinan Chiang Kai Sek cenderung berpandangan sempit dan
konservatif. Tujuan utamanya mengkonsolidasikan kekuatan kuomintang dan
mengesampingkan pembangunan ekonomi dan hanya melindungi
kelompok-kelompok pendukungnya. Sedangkan pembaharuan sosial politik
diabaikan dan menyerukan diberlakukanya kembali nilai-nilai konfusius,
disiplin militer yang ketat dn yang terpenting adalah pemusnahan kaum
komunis daari pada mengadakan pembaharuan dari negara dan menghadapi
agresi Jepang. Disini lain Mao menghendaki adanya perubahan yang
mendasar di China yang sifatnya agraris. Menurut teorinya ia memberi
tekanan pada kemampuan revolusioner petani dan bukanya kaum buruh kota,
dan tentang implikasi radikal yang ditimbulkan oleh seruan adalah untuk
mengadakan revolusi diwilayah pedesaan.
Pertentangan dua partai ini dimenangkan
oleh Kuomintang dan kaum Komunis meloloskan diri menuju wilayah barat
laut. perjalanan panjang pada tahun 1927 ini mejadi legenda dalam
sejarah Komunisme China yang menelan korban 70.000 orang dengan
jarak 7000 mil. Sisa dari kaum komunis dipimpin oleh Mao dan di cetak
menjadi tentara tentara militan.
Doktrin-doktrin Mao
Mao berpengaruh faham Marxisme-Leninisme
yang sifatnya ortodoks. Beberapa tema yang bersifat Maois seperti yang
telah dijabarkan pada teori Komunisme tersebut diatas meliputi 4 Konsep
yaitu :
1. Peranan desa lebih penting dari pada kota pusat
2. Tentara merah lebih penting dari pada aksi massa
3. Semangat revolusi lebih penting dari pada keahlian tehknis
4. Kekuatan subyektif lebih penting dari pada kekuatan obyektif.
Meskipun pemikiran Mao berubah, ia
tetaplah Kenins sejati yang mengutamakan peranan partai komunis dan
kediktatoran proletariat. Partai adalah organesasi utama yang dominan
dalam melaksankan revolusi dan menjalankan pemerintahan negara.
Kemenangan Kaum Komunis
Selama masa-masa sulit di Yenan Mao
melaksanakan kebijaksanaan yang mencakup pembaharuan dalam bidang
agraris, seruan-seruan yng bernada nasionalis untuk menentang serbuan
asing, kampanye untuk menarik massa pada perjuangan Komunis, dan
pengkaderan politik yang intensif. Perseteruan dengan Kuomintang
dimenangkan oleh Mao dalam waktu dua tahun setelah Jepang mengalami
kekalahan dari China. Chiang mundur ke Taiwan dan menata kembali sisa
perlawanan terhadap kaum komunis.
Republik Rakyat.
Setelah meraih
kemenangan dari Partai Nasionalis tugas awal yang dilakukan Rezim
Komunis adalah membentuk struktur pemerintahan Nasional dan memulihkan
perekonomian untuk menuju cita-cita pembanagunan dan sosialisme. Mao
menerapkan beberpa kebijakan antara lain Land Reform, pembentukan badan
perencanaan untuk mengarahkan kegiatan ekonomi dalam skala nasional,
meningkatkan produksi industri. Untuk memperkenalkan kebijakan baru dan
mendapatkan dukungan rakyat Mao mengadakan kampanye tentang program
lompatan jauh kedepan tersebut.
Revolusi Kebudayaan (1966-1969)
Revolusi merupakan hasil pertarungan
politik yang berlangsung selama beberapa tahun, intinya adlah
mempolitisir semua kegiatan masyarakat sehingga tidak ada celah yang
kebal terhadap pencegahan terhadap campur tangan penguasa atas nama
kesadaran revolusi rakyat. Sasaran utama dari revolusi ini adalah
lembaga yang menjalankan fungsi sosialisasi dalam masyarakat yang secara
langsung membentuk nilai dan keyakinan manusia. Meskipun berbagai
perubahan yang dramatis dirasakan dalam bidang pendidikan, kesenian,
terutama politik, tetapi mengakibatkan penderitaan rakyat dan China
harus kehilangan satu Juta tenaga dokter, Insinyur, guru, dan tenaga
profesi-profesi lainya.
Revolusi kebudayaan merupakan bagian
dari usaha Mao untuk merubah masyarakat China menurut pandanganya yang
bersifat Egaliter dan komunal. Hal ini dilakukan karena kekawatiran Mao
terhadap kecenderungan kearah birokrasi dan elitisme yang tidak dapat
dihindari.
Empat Program Modernisasi
Program ini dilakukan oleh Deng Xioping
sepeninggal “Founding Fathres” yang mencakup modernisasi dalam
bidang Industri, Pertanian, Ilmu Pengetahuan, dan Tehnologidan
Pertahanan Nasional. Unsur terpenting dalam program empat moderenisasi
ini adalah pengandalanya atas mekanisme pasar yang sejalan dengan
perencanaan negara sebagai alat untuk merangsang produksi dan
meningkatkan efisiensi
Tujuan dari empat modernisasi ini adalah
mencakup berbagai porubahan penting yang mengarah pada penanaman Modal
asing di China dengan negara-negara Kapitalis barat. Kelonggaran atas
perekonomian menyebabkan munculnya moderenisasi yang kelima, yaitu dalam
bidang politik menuju demokrasi yang lebih luas. Tetapi terang-terangan
ditolak oleh Deng. Sama halnya dengan Mao. Deng juga melakukan
penyimpangan dari praktek Maoisme yaitu sosialisme dalam negeri dan
hubungan kerja sama dengan luar negeri dalam penyegaran atau pemulihan
kembali perekonomian.
d. Komunisme di Indonesia
Paham Komunis di Indonesia berkembang
pada tahun 1914 dengan didirikan ISDV atau Indiche Social Democratishce
Vereniging oleh Sneevlit, seorang sosialis Belanda. ISDV kemudian
menyusup Ke Sareat Islam dan berkat dukungan Komintern berhasil
mendirikan Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka memulai Perjuanganya
melalui garis Nasionalisme dalam rangka perlawanan terhadap Belanda.
Tahun 1926 merupakan pemberotakan
pertama yang dilakukan oleh PKI, meskipun berhasil digagalkan. Banyak
pimpinan PKI yang dibuang ke Boven Digul dan melarikan diri keluar
negeri.
Setelah Kemerdekaan RI, mereka pulang
kembali ke Indonesia dan menyusun kekuatan serta melakukan infiltrasi
kedalam tubuh pemerintahan dan Militer, tahun 1948 Muso dengan dukungan
dari Moskow mengadakan pemberontakan pertama di Madiun, pemberontakan
ini dapat diatasi oleh pemerintah RI, tetapi tokoh-tokohnya seperti
Aidit , Lukman, Sudirman dan Nyoto membangun kembali Partai komunis dan
pada perkembanganya berhasil mendapatkan massa sejumlah 3.000.000.
orang, karena keberhasilanya memperalat Presiden Soekarno yang saat itu
berusaha menyelaraskan Nasionalisme, Agama dan Komunis (Nasakom).
Tahun 1965 PKI melancarkan kembali
serangannya dan berhasil membunuh tujuh jendral besar dari tubuh
angkatan darat. Seperti pemberontakan yang pertama, pemberontakan ke dua
juga berhasil dilumpuhkan oleh Angkatan Darat dan PKI pun dibudarkan.
Yang harus diperhatikan adalah sampai saat ini peristiwa pemberontakan
PKI dan penumpasanya yang berhasil mengangkat Jendral Soeharto menjadi
Presiden RI pada Masa Orde Baru tetap menjadi teka-teki yang
dipertanyakan soal kebenaranya.