Penerapan Konsep
Berfikir Sejarah (Diakronik, Sinkronik, Ruang, dan Waktu) dalam
Pemblajaran Sejarah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang
Studi
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M.Pd.
Oleh :
Dimas Sulthon Syahir (120210302012
Kelas B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puja dan puji syukur tidak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena
tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa pentingnya kita semua
mengetahui tentang “Penerapan Konsep Berfikir Sejarah (Diakronik,
Sinkronik, Ruang, dan Waktu) dalam Pemblajaran Sejarah.”
Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Penerapan Teori Belajar
Kognitif Dalam Pembelajaran Sejarah. ” Sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang peduli terhadap dunia pendidikan. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas serta memberikan manfaat kepada pembaca.
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran
Sejarah Indonesia untuk Kelas X jenjang Pendidikan Menengah yang disajikan
dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Sejarah Indonesia bukan
berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi
pengetahuan peserta didik. Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang
membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu
perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang
dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap menghargai jasa para
pahlawan yang telah meletakkan pondasi bangunan negara Indonesia beserta segala
bentuk warisan sejarah, baik benda maupun takbenda. Sehingga terbentuk pola pikir
peserta didik yang sadar sejarah.
Sebagai
pelajaran wajib yang harus diambil oleh semua peserta didik yang belum tentu
berminat dalam bidang sejarah, buku ini disusun menggunakan pendekatan regresif
yang lebih populer. Melalui pengamatan terhadap kondisi sosial-budaya dan
sejumlah warisan sejarah yang bisa dijumpai saat ini, peserta didik diajak
mengarungi garis waktu mundur ke masa lampau saat terjadinya peristiwa yang
melandasi terbentuknya peradaban yang melatar-belakangi kondisi sosial-budaya
dan warisan sejarah tersebut. Pembahasan dilanjutkan dengan peristiwa-peristiwa
berikutnya yang menyebabkan berkembang atau menyusutnya peradaban tersebut sehingga
menjadi yang tersisa saat ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah
Konsep Dasar Berfikir Sejarah ?
1.2.2
Apa Hakekat dan
Pengertian Berfikir Sejarah Kronologi (Diakronik), Sinkronik, Ruang dan Waktu
dalam Sejarah ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui
Konsep Dasar Berfikir Sejarah
1.3.2
Untuk mengetahui
tentang Apa Hakekat dan Pengertian Berfikir Sejarah Kronologi (Diakronik),
Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Berfikir Sejarah
Sejarah
diartikan secara sederhana sebagai ilmu tentang asal usul dan perkembangan
peristiwa yang telah terjadi. Menurut Taufik Abdullah sejarah dapat dilihat
dalam beberapa sisi, yaitu sejarah dapat digunakan sebagai nasehat misalnya
dengan mengutip kata-kata Sukarno “jangan sekali-sekali melupakan sejarah” ini
berarti sejarah adalah sebuah kearifan yangdapat membimbing kita dalam
mengarungi hidup saat ini dan merintis hari depan.
Perhatian utama
sejarah adalah masa lalu. Selanjutnya masa lalu barulah diangap ada, sebagai
sasaran kajian, kalau terdapat bekas dan bukti yang bisa diteliti.
a.
Kajian sejarah
hanya akan memperhatikan peristiwa yang menyangkut langsung perilaku manusia di
masa lalu. Gempa bumi, banjir, komet yang jatuh ke bumi, gerhana matahari dan
sekian macam peristiwa berada di luar khusus perhatian ilmu sejarah. Hal ini
termasuk natural history. Semua peristiwa alam itu barulah dianggap penting
jika langsung berkaitan dengan pola perilaku manusia (seperti usaha manusia
menanggulangi banjir, kepercayaan tentang makna gerhana), atau langsung
mengubah nasib manusia. Contohnya meletusnya gunung Vesuvius di zaman Eropa
Kuno yang menenggalamkan Kota Pompei, meletusnya Gunung Tambora di abad ke-9
yang melenyapkan dua kerajaan di Pulau Sumbawa.
b.
Secara
metodologis dan teknis, sejarah umat manusia dibagi atas dua zaman: zaman
sejarah dan zaman pra-aksara. Manusia memasuki zaman sejarah bila zaman itu
menghasilkan bukti-bukti tertulis. Disebut zaman pra-aksara karena hanya
meninggalkan bekas-bekas tak tertulis, seperti fosil, alat-alat, dan lukisan
batu.
c.
Secara
metodologis dan teknis pula, sumber tertulis di atas kertas atau yang
didapatkan secara lisan menjadi sasaran penelitian calon sejarawan. Tulisan tua
dan kuno dan tertulis dalam bahasa arkais yang terpahat di batu, lempengan
tembaga, dan sebagainya diselenggarakan oleh ilmu arkeologi dengan segala
cabangnya.
d.
Apakah semua
tindakan manusia di masa lampau yang tertentu itu harus masuk rekonstruksi
sejarah? Konsep “sejarah total” hanya bertolak dari sikap yang mengharuskan
sejarawan untuk memperhitungkan semua dimensi kehidupan sosial dalam usaha
merekonstruksi peristiwa sejarah.
Adapun beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sejarah adalah :
a.
Pembelajaran
Sejarah didasarkan atas kesinambungan apa yang terjadi di masa lampau dengan
kehidupan masa kini, antara peristiwa sejarah tingkat nasional dan tingkat
lokal, dan pemahaman peristiwa sejarah di tingkat lokal berdasarkan keutuhan
suatu peristiwa sejarah.
b.
Dalam
mengembangkan pemahaman mengenai kesinambungan antara apa yang terjadi di masa
lampau dengan kehidupan masa kini, dalam tugas untuk setiap periode sejarah
peserta didik diarahkan agar mampu menemukan peninggalan fisik (terutama
foto-foto artefak, gambar artefak, atau membuat sketsa kawasan bersejarah) dan
peninggalan abstrak (tradisi, pikiran, pandangan hidup, nilai, kebiasaan) di
masyarakat yang diwarisi dari peristiwa sejarah padasuatu periode.
c.
Dalam
mengembangkan keterkaitan antara peristiwa sejarah di tingkat nasional dan
tingkat lokal, dalam tugas setiap peserta didik diarahkan untuk mengkaji
peristiwa sejarah di daerahnya, sejak masa praakasara sampai masa Islam dan
membuat analisis mengenai keterkaitan dan sumbangan peristiwa tersebut terhadap
peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.
d.
Mengembangkan
proses pembelajaran dalam kemampuan dan keterampilan di semester awal (pertama
dan kedua) sehingga peserta didik memahami konsep-konsep utama sejarah,
menguasai keterampilan dasar sejarah, dan memantapkan penggunaan konsep utama
dan keterampilan dasar ketika mereka mempelajari berbagai peristiwa sejarah di
semester- semester berikutnya (semester ketiga –keenam);
e.
Setiap peristiwa
sejarah dirancang sebagai kegiatan pembelajaran satu semester dan bukan
kegiatan satu pokok bahasan. Untuk itu maka peserta didik secara kelompok atau
individual dapat memilih mempelajari satu atau lebih peristiwa sejarah secara
mendalam. Hasil pendalaman tersebut dipaparkan di depan kelas sehingga peserta
didik lain memiliki pengetahuan dan pemahaman peristiwa sejarah lainnya secara
garis besar berdasarkan laporan kelas peserta didik;
f.
Proses
pembelajaran sejarah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan
berbagai sumber seperti buku teks, buku referensi, dokumen, narasumber, atau
pun artefak serta memberi kesempatan yang luas untuk menghasilkan “her or his
own histories” (Borries, 2000);
g.
Peserta didik
diberi kebebasan dalam memilih peristiwa sejarah nasional dan peristiwa sejarah
daerah (sejarah lokal) yang terkait dengan yang dibahas. Sejak awal tahun, guru
sejarah di suatu SMA/MA, SMK/MAK sudah harus menentukan berapa banyak peristiwa
sejarah tingkat nasional dan tingkat daerah yang harus dipelajari peserta didik
dalam satu rancangan keseluruhan pendidikan sejarah.
h.
Dalam buku
pegangan guru, dalam tujuan pembelajaran diminta untuk memberikan contoh konsep
berpikir diakronis dan sinkronis dalam menulis sejarah.
Cara berpikir diakronis yaitu, melihat suatu peristiwa sejarah disebabkan oleh
berbagai sebab, contoh keruntuhan kerajaan Majapahit disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain politik, ekonomi, dan masuknya pengaruh budaya baru. Cara
berpikir sinkronis yaitu, melihat suatu peristiwa sejarah itu unik dan
kronologis.
2.2
Hakekat dan Pengertian Berfikir Sejarah Kronologi
(Diakronik), Sinkronik, Ruang dan Waktu dalam Sejarah
2.2.1
Hakekat
dan Pengertian berfikir Kronologi (Diakronik)
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata
diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus
artinya waktu ). Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian
yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa
sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan
urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan
kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
2.2.2
Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu
sosial itu sinkronis maksudnya
melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
Contoh:
1.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo,
1911-1920
2.
Terjadinya Perang Diponegaro,
1925-1930
3.
Revolusi Fisik di Indonesia,
1945-1949
4.
Gerakan Zionisme 1897-1948
2.2.3
Hakekat dan Pengertian berfikir Sinkronik
Sinkronis
artinya
meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.pengertian sejarah secara
sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada
waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Kajian sinkronis sejarah
mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak.
Kajian sinkronis justru lebih serius dan
sulit. Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian
berpikir sinkronik dalam sejarah adalah
mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam
kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
2.2.4
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
Pendekatan
sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada
waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan
peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Berikut
ini adalah contoh yang menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan
keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis
struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.
Kedua
ilmu ini saling berhubungan ( ilmu
sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis
Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh:
- Peranan
militer dalam politik,1945-1999 ( yang
ditulis seorang ahli ilmu politik )
- Elit Agama
dan Politik 1945- 2003 (yang
ditulis ahli sosiologi ).
2.2.5
Hakekat
dan Pengertian berfikir Ruang dan Waktu dalam Sejarah
A. Konsep
Ruang
Ruang adalah konsep yang
paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa -
peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan
dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa
tersebut.Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi,
maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu
terjadi.
B. Konsep waktu
Masa lampau itu sendiri merupakan
sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu
masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau
itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau
manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab
sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan
gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal
bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan dat
C. Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
1.
Konsep ruang dan waktu merupakan
unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2.
Segala aktivitas manusia pasti
berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
3.
Manusia selama hidupnya tidak bisa
dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan
perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (
beraktivitas ).
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sebagai pelajaran wajib yang harus
diambil oleh semua peserta didik yang belum tentu berminat dalam bidang
sejarah, buku ini disusun menggunakan pendekatan regresif yang lebih populer.
Melalui pengamatan terhadap kondisi sosial-budaya dan sejumlah warisan sejarah
yang bisa dijumpai saat ini, peserta didik diajak mengarungi garis waktu mundur
ke masa lampau saat terjadinya peristiwa yang melandasi terbentuknya peradaban
yang melatar-belakangi kondisi sosial-budaya dan warisan sejarah tersebut.
Pembahasan dilanjutkan dengan peristiwa-peristiwa berikutnya yang menyebabkan
berkembang atau menyusutnya peradaban tersebut sehingga menjadi yang tersisa
saat ini.
Sejarah adalah ilmu diakronis
berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/
melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam
waktu tetapi terbatas dalam ruang. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian
yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa
sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan
urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan
kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
DAFRTAR PUSTAKA
Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Edisi Revisi
Buku Sejarah kelas X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar