Selasa, 27 Mei 2014

Diplomasi dan Perluasan Wilayah Amerika



BAB 1.PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Posisi terakhir Amerika Serikat sebagai sebuah superpower bukan dicapai secara tiba-tiba melainkan sebagai hasil dan proses yang panjang sejak Revolusi Amerika 1776 yang antara lain diperoleh melalui upaya-upaya diplomatik. Upaya tersebut dilakukan dengiin cara menjalin hubungan  dengan  bangsa-bangsa  lain  yang  didasari  atas  kepentingan  nasional  di  berbagai bidang. Sejak tahun 1776 sampai sekarang bangsa Amerika selalu berusaha untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya melalui upaya- upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium besar yang berkuasa dan berpengaruh atas bangsa-bangsa lain di dunia.
Hasrat Amerika untuk memperluaskan wilayahnya ke arah barat memicu berkobarnya serangkaian peperangan dengan bangsa Indian. Pembelian Louisiana dari Perancis oleh Presiden Thomas Jefferson pada 1803 memperluas wilayah Amerika Serikat hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya. Perang 1812 untuk menyingkirkan pengaruh Inggris semakin memperkuat nasionalisme Amerika Serikat. Serangkaian serangan militer AS ke Florida membuat Spanyol menyerahkan koloni-koloninya di Pantai Teluk kepada Amerika Serikat pada tahun 1819.
Pada awal abad ke-19 mereka telah mampu membangun sebuah imperium kontinental yang besar. Pada waktu yang relatif sama mereka telah mengembangkan imperium perdagangan di seluruh dunia, menggantikan posisi Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggeris. Pada akhir abad ke-20 ini bangsa Amerika boleh bangga sebab mereka telah menjadi bangsa yang telah berpengaruh atas bangsa-bangsa di dunia, baik secara politik, ekonomi, militer dan budaya. Sejak berakhiraya perang dingin (cold-war) dan tumbangnya Uni Soviet pada awal tahun 1990-an. Sejarah perluasan wilayah Amerika Serikat selama kurang lebih dua ratus tahun dan tiga belas negara koloni sepanjang pantai timur Atlantik menjadi sebuah negara adidaya (superpower) pada abad ke-20 merupakan sebuah sejarah yang digambarkan oleh Gardner dkk (1973) sebagai "the most increadible secular story in human history" atau kisah yang sangat menakjubkan dalam sejarah umat manusia.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana perluasan wilayah Amerika Serikat sejak Abad-19 ?
2.      Bagaimana proses pembelian wilayah di Loisiana ?
3.      Bagaimana terjadinya aneksasi di Florida ?
4.      Bagaimana terjadinya aneksasi di Texas ?
5.      Bagaimana proses pembelian wilayah di Alaska ?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui jalannya perluasan wilayah Amerika Serikat sejak Abad-19.
2.      Mengetahui dan memahami proses pembelian wilayah di Loisiana.
3.      Mengetahui jalannya terjadinya aneksasi di Florida.
4.      Mengetahui jalannya terjadinya aneksasi di Texas.
5.      Memahami  proses pembelian wilayah di Alaska.









BAB 2. PEMBAHASAN

2.1         Perluasan Wilayah Amerika Serikat abad-19
              Perluasan wilayah sebenarnya telah dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman tersebut para pionir Amerika menjelajah ke  arah  barat  untuk  membuka lahan-lahan  baru  hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh negara-negara bagian di wilayah timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan imperialis Eropa, seperti Inggeris, Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur yang mengklaim wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk mengatasi hal tersebut pada  tahun  1794  komisi  khusus  yang  dipimpin  oleh  John  Kay,  melalui  upaya  diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggeris. Dalam perjanjian tersebut Inggeris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang Indian di wilayah baratdaya. Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan Spanyol yang memungkinkan Amerika Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah barat laut.Kejadian-kejadian dalam sejarah Eropa dan kawasan Karibia berpengaruh terhadap upaya diplomatik   Amerika   Serikat   dalam   perluasan   wilayahnya.   
              Pada   tahun   1800   Spanyol menyerahkan wilayah Lousiana, satu kawasan antara Sungai Missisippi dan Pegunungan Rocky, kepada Perancis. Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis yang telah berhasi! menguasai Spanyol di Eropa, bermaksud menggunakan wilayah Louisiana sebagai jalan untuk menjadikan Perancis sebagai kekuatan imperium di Amerika. Namun demikian, sebuah revolusi yang digerakkan oleh orang-orang kulit hitam di kepulauan Hispaniola (sekarang Haiti dan Santa Dominggo) merusak rencana  Napoleon  Revolusi  yang  dipimpin  oleh  Toussaint  L'Ouverture  dan  didukung  oleh 500.000 budak kulit hitam Haiti hampir berhasil memaksa 40.000 orang kulit putih pemilik budak untuk membebaskan perbudakan di Haiti. Napoleon se.gera mengirimkan pasukannya untuk meredam gerakan revolusi serta menduduki wilayah New Orleans dan menguasai wilayah Louisnana. Presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson, yang melihat kemungkinan semakin kuatnya ancaman Perancis bila tetap menguasai Lousiana, mengutus Jams Monroe ke Paris dan mendesak dutabesar (dubes) Amerika di Paris, Robert Livingstone, untuk berunding mengenai kemungkinan membeli wilayah Louisiana dari Perancis.
2.2         Pembelian Louisiana.
              Melihat kemungkinan semakin kuatnya dominasi imperialis Eropa, di Amerika, pemerintah Amerika Serikat, dibawah presiden Thomas Jefferson, berusaha untuk memperoieh wilayah Louisina dengan berbagai cara, Upaya diplomatikpun dilakukan dengan gencar untuk usaha tersebut. Hal tersebut dilakukan sebab Inggerispun, yang sedang bersaing dengan Perancis, berusaha memperoieh wilayah yang sangat kaya dengan sumber daya alam tersebut. Ketika Robert Livingstone," yang secara intensif melakukan upaya diplomatik, bertemu dengan menteri luar negeri Perancis, Talleyrand, sebuah tawaran menarik diberikan oleh menlu Perancis. "Apa yang akan Anda berikan kepada kami jika kami serahkan seluruh wilayah Lousiana? " tanya Talleyrand, dan dijawab oleh Livingstone dengan kesediaan untuk membayar empat juta dollar. "Terlalu murah", kata Talleyrand "Ajukan kembali proposal Anda dan temui saya besok” kata Talleyrand. Kurang dari tiga minggu kemudian perjanjian jual beli tersebut ditandatangani.
              Perancis  yang sedang berhadapan  dengan  Inggeris,  baik  di  Eropa dan  Amerika,  lebih  suka menyerahkan Louisiana kepada Amerika Serikat daripada kepada Inggeris, dan sepakat dengan harga 12 juta dollar atas wilayah pertanian yang sangat kaya tersebut. Dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat pembelian yang terjadi pada tahun 1803 tersebut dilatakan oleh Buckler (1993:977) sebagai "the greatest bargain in the U.S diplomatic history" atau sebagai jual beli yang paling menakjubkan dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat.
              Setelah memperoleh wilayah Lousiana, Amerika Serikat masih dihadapkan dengan ancaman Inggeris yang masih menguasai Canada. Amerika Serikat juga membenci Inggeris yang merupakan saingat beratnya dalam perdagangan di kawasan Atlantik dan memonopoli barang- barang dagangan di kawasan tersebut. Orang-orang Amerika Serikat di kawasan barat menghendaki  diteruskannya  perang  dengan  Inggeris  yang  selalu  mengancam  kapal-kapal Amerika di lautan bebas. Persaingan dengan Inggeris tersebut mendorong dilakukannya pertimbangan diplomatik melalui   peperangan   dengan   negara  Eropa  tersebut.   Sikap  netral   AS   terhadap   masalah perdagangan luar negeri dengan negara-negara Eropa tidak sepenuhnya bisa diterapkan ketika negara  tersebut  memiliki  kepentingan  lain  di  daratan.
               Sikap  tidak  bisa  menjaga  kenetralan tersebut diterapkan oleh Presiden James Madison ketika hams berhadapan dengan  Inggeris. Perang tahun 1812 yang dikenal dengan War Hawks tersebut mengakhiri masalah Indian serta memberi jalan kepada para pioner-pioner Amerika untuk membuka lahan yang lebih luas di bagian barat. Perang tersebut diakhiri dalam Perjanjian Ghent di Belgia tahun 1814 berkat campurtangan Tsar Rusia yang sedang berusaha mendekati Inggeris dalam mengakhiri perang dengan Napoleon Bonaparte. Dalam perjanjian tersebut Amerika dan Inggeris sepakat untuk menjaga Great Lakes sebagai kawasan bebas militer, kebebasan bagi nelayah Amerika, Inggeris dan Canada untuk menangkap ikan di New Foundland dan Labrador serta persetujuan mengenai perbatasan baru antara Amerika Serikat dan Canada, dan dijadikannya kawasan Oregon sebgai daerah terbuka bagi orang Inggeris dan Amerika. Perjanjian dengan Inggeris tersebut menjadikan politik diplomasi Amerika Serikat sementara lebih berorientasi ke dalam dalam upaya merebut Florida serta menyatukan wilayah hingga ke pantai Pasifik.
2.3         Aneksasi Florida
              John Quincy Adams merupakan menteri luar negeri Amerika Serikat terpopuler dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat., Pelaksanaan politik luar negerinya menunjukkan semangat kesatuan nasional Amerika Serikat. Sebagai menlu di bawah Presiden baru, James Monroe (1817-1825) dan anak presiden AS kedua, Adams berusaha mengimplementasikan sentimen kesatuan nasional dalam politik luar negerinya yang inclependen. Aneksasi Florida dari Spanyol tercapai berkat kepiawaian upaya diplomatiknya. Dia mampu memadukan kebijaksanan luar negeri dengan kebijaksanaan dalam negeri.
              Pengalaman diplomasi di Paris, Ghent, St Peterburg, Negeri Belanda dan Prusia, dan penguasaan enam bahasa serta pemahaman mengenai karya- karya klasik Barat menjadikannya sebagai diplomat ulung. Setelah kembali dari Eropa tahun1817 dia memiliki pemahaman yang mendalam mengenai negara-negara Eropa yang merupakan saingan Amerika Serikat di benua Amerika. Sebagai penganut ajaran Calvin, dia percaya bahwa perluasan imperium Amerika tak dapat dihindari dan sangat penting untuk diperjuangkan.
              Untuk menghancurkan kepentingan Inggeris di benua Amerika Adams melalukan upaya diplomatik serta penetrasi militer terhadap pelabuhan-pelabuhan dagang di West Indies yang dimiliki Inggeris. Melalui upaya diplomatik yang gencar serta dukungan para pedagang Amerika maka Inggeris membuka pelabuhan-pelabuhannya di daerah koloninya itu. Keberhasilan tersebut merupakan langkah awal bagi upaya menghancurkan imperium Inggeris di benua Amerika serta upaya  penghancuran  imperium  kolonial  di  benua  tersebut.  Adams  yakin  bahwa 
              Revolusi Amerika merupakan pertanda awal untuk mengakhiri kolonialisme Eropa di Amerika serta membangun imperium. Amerika Serikat yang berkuasa di daratan dan di lautan. Untuk menyatukan seluruh kontinen Amerika Utara dibawah Amerika Serikat, Adams harus  mendekati  imperium  Eropa  yang  masih  bercokol  di  wilayah  tersebut  Salah  satu  di antaranya  adalah  Spanyol  yang  masih  menguasai  Frorida  Timur.  Florida  Barat  diperoleh Amerika  Serikat  dalam  Perjanjian  Ghent  tahun  1812.  Dalam  perundingan  dengan  menlu Spanyol, Luis de Onis, tahun 1818 dan 1819, masalah Florida masih terkatung-katung.
Dalam menghadapi tindakan agresi Amerika, Spanyol meminta bantuan Inggeris. Namun demikian, Inggeris menolak untuk ikut campur. Inggeris melihat bahwa perpecahan imperium Spanyol di Amerika dapat membuka jalan bagi pedagang-pedagang Inggeris. Adams memanfaatkan kenetralan Inggeris untuk merebut seluruh wilayah Florida serta Texas. Pada bulan Februari 1819 menlu Spanyol, Onis, sepakat untuk menandatangani perjanjian dengan Adams yang berisi: penyerahan Florida Timur kepada AS; pengakuan atas kedudukan AS di Florida Barat, membatalkan klaimnya atas Oregon serta jalur pelayaran menuju Sungai Mississippi kepada AS; serta perbatasan bam sepanjang 42 derajat lintang utara sampai Sungai Sabine, Red and Arkansas hingga ke Pasifik. Sebaliknya AS harus melapaskan tuntutannya atas Texas dan membayar lima juta dollar yang diklaim warga AS atas Spanyol. Penyerahan Florida oleh Spanyol tersebut antara lain untuk melindungi kepentingannya yang lebih luas di Mexico.

2.4     Aneksasi Texas
Aneksasi Texas dari Mexico tahun 1845 dilatarbelakangi oleh kondisi Texas sebagai tempat migrasi besar-besaran warga AS ke kawasan tersebut. Di Texas, kaum migran AS mengolah lahan pertanian untuk memproduksi katun dan gula. Hasil pertanian tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya dan menjadi penyumbang cukup besar bagi perekonomian  Texas.  Penduduk  AS  yang  merasa  tidak  suka  dengan  pemerintahan  Mexico

dibawah presiden Santa Anna mampu melepaskan diri dari Mexico dan kemudian mendirikan Republik Texas tahun 1836. Republik baru tersebut berada di bawah protektorat Inggeris yang merupakan saingan AS di benua Amerika. Dengan demikian, AS sangat berkepentingan dengan Texas.
Amerika Serikat menawarkan aneksasi pada Texas untuk menjadi koloni mereka, hal yang kemudian ditentang oleh Meksiko yang menyatakan bahwa setiap bentuk aneksasi terhadap Texas sama dengan alarm untuk perang. Terutama setelah presiden John Tyler pada awal tahun 1845 menandatangani Joint Resolution oleh Kongres untuk membuat Texas menjadi bagian dari Uni Amerika. Namun, Inggris dan Perancis yang memiliki kepentingan ekonomi di negara Texas berusaha mengancam kedua negara baik AS dan Meksiko untuk membiarkan Texas menjadi negara merdeka. Bahkan delegasi mereka membujuk Presiden Texas Anson Jones untuk menandatangani perjanjian agar tidak dianeksasi oleh Amerika Serikat dan berjanji menekan Meksiko untuk mengakui kemerdekaan Texas. Hal ini sendiri ditolak oleh pemerintah Texas yang merasa negaranya sudah bangkrut dan sudah waktunya bagi mereka untuk bergabung dengan Amerika Serikat.
Hal ini didukung oleh ambisi presiden baru Amerika Serikat, James K. Polk yang ingin memperluas daerah mereka dengan berencana membeli ribuan lahan dari meksiko serta Inggris untuk negara bagian Oregon. Polk sendiri mengirim utusannya, John Slidell ke Mexico City untuk membeli lahan Meksiko dari Texas hingga Pasifik sebesar 25.000 Dollar AS. Hal ini tentu saja ditolak oleh pemerintah Meksiko yang bahkan mengusir Slidell.
Namun, pada akhirnya pada tanggal 29 Desember 1845, Texas memproklamirkan diri sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-28 dan menjadi negara bagian ke-15 yang melegalkan pemerintahan. Dan pemerintahan Polk sendiri langsung mengutus Jendral Zachary Taylor untuk mengamankan wilayah selatan dimana kedatangan pasukan Taylor sendiri langsung disambut 6.000 tentara Meksiko dibawah pimpinan Jendral Pedro de Ampudia. Peperangan pun semkain tak terhindarkan ketika Slidell memutuskan kembali ke Amerika
Peperangan ini sendiri berlangsung selama 2 tahun, dimana Amerika Serikat sendiri begitu mendominasi peperangan ini. Peperangan yang berlangsung dari Palo Alto, California hingga Molino del Rey, Meksiko ini pada akhirnya dimenangi oleh Amerika Serikat. Sebanyak 138 prajurit A.S. tewas dan 673 prajurit terluka. Sedangkan jumlah prajurit Meksiko yang tewas, terluka maupun hilang berjumlah 1.800 prajurit. Otoritas Meksiko sendiri mengibarkan bendera putih pada tanggal 14 September 1847 di Mexico City.
Tanggal 2 Februari 1848. Perjanjian Hidalgo ditandatangani dan kemudian diratifikasi oleh Senat A.S. pada tanggal 10 Maret 1848.Wilayah Meksiko sendiri sesuai perjanjian ini berkurang sekitar 4.400.000 Km dimana wilayah Meksiko berkurang 55% dari total wilayah mereka sebelum perang termasuk Texas. Dan Amerika Serikat sendiri mendapat tambahan wilayah baru yaitu New Mexico, California dan Arizona serta sebagian wilayah Utah dan Nevada. Namun kerugian Finansial sebesar 100 Juta Dollar AS juga dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia. Walau banyak pula yang menganggap itu tidak sebanding dengan kebanggaan Amerika Serikat mampu merebut wilayah Meksiko. Mengingat ini adalah perang pertama Amerika Serikat sebagai negara muda di tanah asing dan berakhir sebagai kemenangan.
2.5     Pembelian Alaska
Pada 30 Maret 1867, perjanjian jual beli tanah milik Rusia di Amerika Serikat telah ditandatangani di Washington.. Tetapi situasi saat itu sangat kritis, bahkan bisa saja Rusia tidak mendapatkan apa-apa. Penyerahan resmi wilayah itu dilaksanakan di Novoarkhangelsk. Tentara Amerika dan Rusia berbaris di sekitar tiang bendera. Bendera Rusia diturunkan sambil diiringi penghormatan senapan. Tetapi bendera tersebut terbelit dan tersangkut di tiang. Seorang pelaut harus memanjat tiang itu dan melemparnya ke bawah, tetapi bendera tanpa sengaja mendarat tepat di ujung bayonet tentara Rusia.
Setelah itu Amerika mulai menduduki bangunan kota yang diganti namanya menjadi Sitka. Ratusan warga Rusia yang memutuskan tidak menerima kewarganegaraan Amerika Serikat, terpaksa harus dievakuasi menggunakan kapal dagang dan sampai ke tanah air di tahun selanjutnya. Belajar dari pengalaman selama perang saudara, Amerika Serikat berusaha untuk meluaskan pengaruhnya ke negara-negara di sekitarnya. Dengan memperluas pengaruhnya terhadap negara-negara di sekitarnya, otomatis Amerika Serikat memiliki sekutu bila negaranya diserang.
Negara-negara di sekitarnya tidak akan menjadi “musuh dalam selimut,” seperti Mexico yang dikuasai Prancis saat terjadi perang saudara, dimana Amerika Serikat, dalam hal ini Union, takut Prancis akan ikut campur karena letaknya sangat dekat dengan Amerika Serikat. Kondisi jaman pada masa itu juga mendukung Amerika Serikat untuk meluaskan pengaruhnya, terutama pengaruh ekonominya. Saat itu, negara-negara Eropa berusaha untuk memperluas pengaruhnya dengan saling berebut menguasai negara-negara di Afrika dan menguasai perdagangan di Asia. Keinginan dari Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya juga diperkuat oleh angkatan lautnya yang merasa perlu minta tambahan dana untuk memperkuat armadanya yang nanti digunakan untuk menjaga keamanan ekonomi dan politik di negara-negara sekitar Amerika Serikat. Bila melihat kebelakang lagi, keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika, Karibia, dan juga Pasifik.
Usaha perluasan pengaruh Amerika Serikat pertama dimulai dengan membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867 atas usul William Seward, menteri luar negeri Amerika Serikat saat itu. Alaska sangat luas, bahkan menjadi negara bagian terluas di Amerika Serikat, tapi sepi dan hanya berisi gunung es yang luas, sehingga banyak orang mencemooh keputusan membeli Alaska. Walau begitu, setelah ditemukannya banyak emas di sungai Klondike, banyak orang pergi dan menetap di Alaska.



                                                 












BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Sejarah  diplomasi  Amerika  Serikat  pada  akhir  abad  ke!8  dan  sepanjang  abad  ke l9 ditandai dengan upaya perluasan wilayah ke arah barat. Upaya diplomatik dilakukan terhadap negara-negara Eropa yang telah lebih dahulu menguasai wilayah Amerika utara seperti Inggeris, Perancis, Rusia dan Spanyol. Sejak tahun 1776 sampai sekarang bangsa Amerika selalu berusaha untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya melalui upaya-upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium besar yang berkuasa dan berpengaruh atas bangsa-bangsa lain di dunia. Pada awal abad ke-19 mereka telah mampu membangun sebuah imperium kontinental yang besar. Pada waktu yang relatif sama juga mereka telah mengembangkan imperium perdagangan di seluruh dunia, menggantikan posisi Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggeris.
Upaya diplomatik untuk memperluas wilayah tersebut dilakukan terhadap negara-negara Eropa yang berkepentingan dengan daratan Amerika, baik Amerika Utara maupun Amerika Latin. Dengan upaya diplomatik yang gencar beberapa negara bagian (koloni) digabungkan ke dalam "imperium" AS dengan cara membeli seperti yang terjadi pada kasus Louisiana. Koloni lainnya digabung dengan cara perundingan seperti antara lain dalam Perjanjian Transcontinental dan Guadalupe Hildadgo serta melalui peperangan dengan Mexico. Dukungan politik, ekonomi dan militer serta kecakapan para diplomat dan pemimpin AS dalam melakukan offensive diplomasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan diplomasi mereka terhadap negara-negara yang dijadikan sasaran diplomasi.





Daftar Pustaka

Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press

Wood, Gray. Garis Besar Sejarah Amerika














Tidak ada komentar:

Posting Komentar