BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Posisi terakhir
Amerika Serikat sebagai
sebuah superpower bukan
dicapai secara tiba-tiba melainkan sebagai hasil dan proses yang panjang sejak Revolusi
Amerika 1776 yang antara lain
diperoleh melalui upaya-upaya diplomatik. Upaya tersebut dilakukan dengiin cara
menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang didasari
atas kepentingan
nasional di berbagai
bidang. Sejak tahun 1776 sampai sekarang
bangsa Amerika selalu berusaha untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya melalui upaya- upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium besar yang berkuasa dan berpengaruh atas
bangsa-bangsa
lain di dunia.
Hasrat Amerika untuk memperluaskan
wilayahnya ke arah barat memicu berkobarnya serangkaian peperangan dengan
bangsa Indian. Pembelian Louisiana dari Perancis oleh Presiden Thomas Jefferson
pada 1803 memperluas wilayah Amerika Serikat hampir dua kali lipat dari ukuran
sebelumnya. Perang 1812 untuk menyingkirkan pengaruh Inggris semakin memperkuat
nasionalisme Amerika Serikat. Serangkaian serangan militer AS ke Florida
membuat Spanyol menyerahkan koloni-koloninya di Pantai Teluk kepada Amerika
Serikat pada tahun 1819.
Pada awal abad ke-19 mereka
telah mampu membangun sebuah imperium kontinental yang besar. Pada waktu yang relatif sama mereka telah mengembangkan imperium perdagangan di seluruh dunia, menggantikan posisi Portugal, Spanyol, Belanda dan
Inggeris. Pada akhir abad ke-20 ini bangsa
Amerika boleh bangga
sebab mereka telah menjadi
bangsa yang telah berpengaruh
atas bangsa-bangsa di dunia, baik secara politik, ekonomi, militer dan budaya. Sejak berakhiraya perang
dingin (cold-war)
dan tumbangnya Uni Soviet pada awal tahun
1990-an. Sejarah perluasan wilayah Amerika Serikat selama kurang lebih dua ratus tahun dan tiga belas negara koloni sepanjang pantai timur Atlantik
menjadi sebuah negara adidaya (superpower) pada
abad ke-20 merupakan sebuah sejarah yang digambarkan oleh Gardner dkk (1973) sebagai "the most increadible secular story in human
history" atau kisah yang sangat menakjubkan
dalam sejarah
umat manusia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
perluasan wilayah Amerika Serikat sejak Abad-19 ?
2.
Bagaimana
proses pembelian wilayah di Loisiana ?
3.
Bagaimana
terjadinya aneksasi di Florida ?
4.
Bagaimana
terjadinya aneksasi di Texas ?
5.
Bagaimana
proses pembelian wilayah di Alaska ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
jalannya perluasan wilayah Amerika Serikat sejak Abad-19.
2.
Mengetahui
dan memahami proses pembelian wilayah di Loisiana.
3.
Mengetahui
jalannya terjadinya aneksasi di Florida.
4.
Mengetahui
jalannya terjadinya aneksasi di Texas.
5.
Memahami proses pembelian wilayah di Alaska.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Perluasan
Wilayah Amerika Serikat abad-19
Perluasan wilayah sebenarnya telah
dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman tersebut para pionir Amerika
menjelajah ke arah barat
untuk membuka lahan-lahan baru
hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun
1776, penjelajahan ke arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh
negara-negara bagian di wilayah timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika
mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan imperialis Eropa, seperti Inggeris,
Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur yang mengklaim
wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan dengan
orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk
mengatasi hal tersebut pada tahun 1794
komisi khusus yang
dipimpin oleh John
Kay, melalui upaya
diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggeris. Dalam
perjanjian tersebut Inggeris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang
Indian di wilayah baratdaya. Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan
Spanyol yang memungkinkan Amerika Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah
barat laut.Kejadian-kejadian dalam sejarah Eropa dan kawasan Karibia
berpengaruh terhadap upaya diplomatik
Amerika Serikat dalam
perluasan wilayahnya.
Pada tahun
1800 Spanyol menyerahkan wilayah Lousiana, satu
kawasan antara Sungai Missisippi dan Pegunungan Rocky, kepada Perancis.
Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis yang telah berhasi! menguasai Spanyol di
Eropa, bermaksud menggunakan wilayah Louisiana sebagai jalan untuk menjadikan
Perancis sebagai kekuatan imperium di Amerika. Namun demikian, sebuah revolusi
yang digerakkan oleh orang-orang kulit hitam di kepulauan Hispaniola (sekarang
Haiti dan Santa Dominggo) merusak rencana
Napoleon Revolusi yang
dipimpin oleh Toussaint
L'Ouverture dan didukung
oleh 500.000 budak kulit hitam Haiti hampir berhasil memaksa 40.000
orang kulit putih pemilik budak untuk membebaskan perbudakan di Haiti. Napoleon
se.gera mengirimkan pasukannya untuk meredam gerakan revolusi serta menduduki
wilayah New Orleans dan menguasai wilayah Louisnana. Presiden Amerika Serikat,
Thomas Jefferson, yang melihat kemungkinan semakin kuatnya ancaman Perancis
bila tetap menguasai Lousiana, mengutus Jams Monroe ke Paris dan mendesak dutabesar
(dubes) Amerika di Paris, Robert Livingstone, untuk berunding mengenai
kemungkinan membeli wilayah Louisiana dari Perancis.
2.2 Pembelian Louisiana.
Melihat kemungkinan semakin
kuatnya dominasi imperialis Eropa, di Amerika, pemerintah Amerika Serikat,
dibawah presiden Thomas Jefferson, berusaha untuk memperoieh wilayah Louisina
dengan berbagai cara, Upaya diplomatikpun dilakukan dengan gencar untuk usaha
tersebut. Hal tersebut dilakukan sebab Inggerispun, yang sedang bersaing dengan
Perancis, berusaha memperoieh wilayah yang sangat kaya dengan sumber daya alam
tersebut. Ketika Robert Livingstone," yang secara intensif melakukan upaya
diplomatik, bertemu dengan menteri luar negeri Perancis, Talleyrand, sebuah
tawaran menarik diberikan oleh menlu Perancis. "Apa yang akan Anda berikan
kepada kami jika kami serahkan seluruh wilayah Lousiana? " tanya
Talleyrand, dan dijawab oleh Livingstone dengan kesediaan untuk membayar empat
juta dollar. "Terlalu murah", kata Talleyrand "Ajukan kembali
proposal Anda dan temui saya besok” kata Talleyrand. Kurang dari tiga minggu
kemudian perjanjian jual beli tersebut ditandatangani.
Perancis yang sedang berhadapan dengan
Inggeris, baik di
Eropa dan Amerika, lebih
suka menyerahkan Louisiana kepada Amerika Serikat daripada kepada
Inggeris, dan sepakat dengan harga 12 juta dollar atas wilayah pertanian yang
sangat kaya tersebut. Dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat pembelian yang
terjadi pada tahun 1803 tersebut dilatakan oleh Buckler (1993:977) sebagai
"the greatest bargain in the U.S diplomatic history" atau sebagai
jual beli yang paling menakjubkan dalam sejarah diplomasi Amerika Serikat.
Setelah memperoleh wilayah
Lousiana, Amerika Serikat masih dihadapkan dengan ancaman Inggeris yang masih
menguasai Canada. Amerika Serikat juga membenci Inggeris yang merupakan saingat
beratnya dalam perdagangan di kawasan Atlantik dan memonopoli barang- barang
dagangan di kawasan tersebut. Orang-orang Amerika Serikat di kawasan barat
menghendaki diteruskannya perang
dengan Inggeris yang
selalu mengancam kapal-kapal Amerika di lautan bebas. Persaingan
dengan Inggeris tersebut mendorong dilakukannya pertimbangan diplomatik
melalui peperangan dengan
negara Eropa tersebut.
Sikap netral AS
terhadap masalah perdagangan
luar negeri dengan negara-negara Eropa tidak sepenuhnya bisa diterapkan ketika
negara tersebut memiliki
kepentingan lain di
daratan.
Sikap
tidak bisa menjaga
kenetralan tersebut diterapkan oleh Presiden James Madison ketika hams
berhadapan dengan Inggeris. Perang tahun
1812 yang dikenal dengan War Hawks tersebut mengakhiri masalah Indian serta
memberi jalan kepada para pioner-pioner Amerika untuk membuka lahan yang lebih
luas di bagian barat. Perang tersebut diakhiri dalam Perjanjian Ghent di Belgia
tahun 1814 berkat campurtangan Tsar Rusia yang sedang berusaha mendekati
Inggeris dalam mengakhiri perang dengan Napoleon Bonaparte. Dalam perjanjian
tersebut Amerika dan Inggeris sepakat untuk menjaga Great Lakes sebagai kawasan
bebas militer, kebebasan bagi nelayah Amerika, Inggeris dan Canada untuk
menangkap ikan di New Foundland dan Labrador serta persetujuan mengenai
perbatasan baru antara Amerika Serikat dan Canada, dan dijadikannya kawasan
Oregon sebgai daerah terbuka bagi orang Inggeris dan Amerika. Perjanjian dengan
Inggeris tersebut menjadikan politik diplomasi Amerika Serikat sementara lebih
berorientasi ke dalam dalam upaya merebut Florida serta menyatukan wilayah
hingga ke pantai Pasifik.
2.3 Aneksasi Florida
John Quincy Adams merupakan
menteri luar negeri Amerika Serikat terpopuler dalam sejarah diplomasi Amerika
Serikat., Pelaksanaan politik luar negerinya menunjukkan semangat kesatuan
nasional Amerika Serikat. Sebagai menlu di bawah Presiden baru, James Monroe
(1817-1825) dan anak presiden AS kedua, Adams berusaha mengimplementasikan
sentimen kesatuan nasional dalam politik luar negerinya yang inclependen.
Aneksasi Florida dari Spanyol tercapai berkat kepiawaian upaya diplomatiknya.
Dia mampu memadukan kebijaksanan luar negeri dengan kebijaksanaan dalam negeri.
Pengalaman diplomasi di Paris,
Ghent, St Peterburg, Negeri Belanda dan Prusia, dan penguasaan enam bahasa
serta pemahaman mengenai karya- karya klasik Barat menjadikannya sebagai
diplomat ulung. Setelah kembali dari Eropa tahun1817 dia memiliki pemahaman
yang mendalam mengenai negara-negara Eropa yang merupakan saingan Amerika
Serikat di benua Amerika. Sebagai penganut ajaran Calvin, dia percaya bahwa
perluasan imperium Amerika tak dapat dihindari dan sangat penting untuk
diperjuangkan.
Untuk menghancurkan kepentingan
Inggeris di benua Amerika Adams melalukan upaya diplomatik serta penetrasi
militer terhadap pelabuhan-pelabuhan dagang di West Indies yang dimiliki
Inggeris. Melalui upaya diplomatik yang gencar serta dukungan para pedagang
Amerika maka Inggeris membuka pelabuhan-pelabuhannya di daerah koloninya itu.
Keberhasilan tersebut merupakan langkah awal bagi upaya menghancurkan imperium
Inggeris di benua Amerika serta upaya
penghancuran imperium kolonial
di benua tersebut.
Adams yakin bahwa
Revolusi Amerika merupakan
pertanda awal untuk mengakhiri kolonialisme Eropa di Amerika serta membangun
imperium. Amerika Serikat yang berkuasa di daratan dan di lautan. Untuk
menyatukan seluruh kontinen Amerika Utara dibawah Amerika Serikat, Adams
harus mendekati imperium
Eropa yang masih
bercokol di wilayah
tersebut Salah satu
di antaranya adalah Spanyol
yang masih menguasai
Frorida Timur. Florida
Barat diperoleh Amerika Serikat
dalam Perjanjian Ghent
tahun 1812. Dalam
perundingan dengan menlu Spanyol, Luis de Onis, tahun 1818 dan
1819, masalah Florida masih terkatung-katung.
Dalam menghadapi tindakan agresi Amerika, Spanyol meminta
bantuan Inggeris. Namun demikian, Inggeris menolak
untuk ikut campur. Inggeris melihat bahwa perpecahan
imperium
Spanyol di Amerika dapat membuka jalan bagi pedagang-pedagang Inggeris.
Adams memanfaatkan kenetralan Inggeris untuk merebut seluruh wilayah Florida serta Texas. Pada
bulan Februari 1819 menlu Spanyol, Onis, sepakat untuk menandatangani perjanjian dengan
Adams yang
berisi: penyerahan Florida Timur kepada AS; pengakuan atas kedudukan AS di
Florida Barat, membatalkan klaimnya atas Oregon serta
jalur pelayaran menuju Sungai
Mississippi kepada AS; serta perbatasan bam sepanjang 42 derajat lintang utara sampai Sungai Sabine, Red and Arkansas hingga
ke Pasifik. Sebaliknya AS harus melapaskan
tuntutannya atas
Texas dan
membayar lima juta dollar yang diklaim
warga AS atas
Spanyol. Penyerahan Florida
oleh Spanyol tersebut antara lain
untuk melindungi kepentingannya yang lebih luas di Mexico.
2.4 Aneksasi Texas
Aneksasi Texas dari Mexico tahun 1845 dilatarbelakangi
oleh kondisi Texas sebagai tempat migrasi besar-besaran warga AS ke kawasan
tersebut. Di Texas, kaum migran AS mengolah lahan pertanian untuk memproduksi
katun dan gula. Hasil pertanian tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan
penduduknya dan menjadi penyumbang cukup besar bagi perekonomian Texas.
Penduduk AS yang
merasa tidak suka
dengan pemerintahan Mexico
dibawah
presiden Santa Anna mampu melepaskan diri dari Mexico dan kemudian mendirikan
Republik Texas tahun 1836. Republik baru tersebut berada di bawah protektorat
Inggeris yang merupakan saingan AS di benua Amerika. Dengan demikian, AS sangat
berkepentingan dengan Texas.
Amerika Serikat menawarkan aneksasi
pada Texas untuk menjadi koloni mereka, hal yang kemudian ditentang oleh
Meksiko yang menyatakan bahwa setiap bentuk aneksasi terhadap Texas sama dengan
alarm untuk perang. Terutama setelah presiden John Tyler pada awal tahun 1845
menandatangani Joint Resolution oleh Kongres untuk membuat Texas menjadi bagian
dari Uni Amerika. Namun, Inggris dan Perancis yang memiliki kepentingan ekonomi
di negara Texas berusaha mengancam kedua negara baik AS dan Meksiko untuk
membiarkan Texas menjadi negara merdeka. Bahkan delegasi mereka membujuk
Presiden Texas Anson Jones untuk menandatangani perjanjian agar tidak
dianeksasi oleh Amerika Serikat dan berjanji menekan Meksiko untuk mengakui
kemerdekaan Texas. Hal ini sendiri ditolak oleh pemerintah Texas yang merasa
negaranya sudah bangkrut dan sudah waktunya bagi mereka untuk bergabung dengan
Amerika Serikat.
Hal ini didukung oleh ambisi
presiden baru Amerika Serikat, James K. Polk yang ingin memperluas daerah
mereka dengan berencana membeli ribuan lahan dari meksiko serta Inggris untuk
negara bagian Oregon. Polk sendiri mengirim utusannya, John Slidell ke Mexico
City untuk membeli lahan Meksiko dari Texas hingga Pasifik sebesar 25.000
Dollar AS. Hal ini tentu saja ditolak oleh pemerintah Meksiko yang bahkan
mengusir Slidell.
Namun, pada akhirnya pada tanggal 29 Desember 1845, Texas memproklamirkan diri sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-28 dan menjadi negara bagian ke-15 yang melegalkan pemerintahan. Dan pemerintahan Polk sendiri langsung mengutus Jendral Zachary Taylor untuk mengamankan wilayah selatan dimana kedatangan pasukan Taylor sendiri langsung disambut 6.000 tentara Meksiko dibawah pimpinan Jendral Pedro de Ampudia. Peperangan pun semkain tak terhindarkan ketika Slidell memutuskan kembali ke Amerika
Namun, pada akhirnya pada tanggal 29 Desember 1845, Texas memproklamirkan diri sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-28 dan menjadi negara bagian ke-15 yang melegalkan pemerintahan. Dan pemerintahan Polk sendiri langsung mengutus Jendral Zachary Taylor untuk mengamankan wilayah selatan dimana kedatangan pasukan Taylor sendiri langsung disambut 6.000 tentara Meksiko dibawah pimpinan Jendral Pedro de Ampudia. Peperangan pun semkain tak terhindarkan ketika Slidell memutuskan kembali ke Amerika
Peperangan ini sendiri berlangsung
selama 2 tahun, dimana Amerika Serikat sendiri begitu mendominasi peperangan
ini. Peperangan yang berlangsung dari Palo Alto, California hingga Molino del
Rey, Meksiko ini pada akhirnya dimenangi oleh Amerika Serikat. Sebanyak 138
prajurit A.S. tewas dan 673 prajurit terluka. Sedangkan jumlah prajurit Meksiko
yang tewas, terluka maupun hilang berjumlah 1.800 prajurit. Otoritas Meksiko
sendiri mengibarkan bendera putih pada tanggal 14 September 1847 di Mexico
City.
Tanggal 2 Februari 1848.
Perjanjian Hidalgo ditandatangani dan kemudian diratifikasi oleh Senat A.S.
pada tanggal 10 Maret 1848.Wilayah Meksiko sendiri sesuai perjanjian ini
berkurang sekitar 4.400.000 Km dimana wilayah Meksiko berkurang 55% dari total
wilayah mereka sebelum perang termasuk Texas. Dan Amerika Serikat sendiri
mendapat tambahan wilayah baru yaitu New Mexico, California dan Arizona serta
sebagian wilayah Utah dan Nevada. Namun kerugian Finansial sebesar 100 Juta
Dollar AS juga dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia. Walau banyak pula yang
menganggap itu tidak sebanding dengan kebanggaan Amerika Serikat mampu merebut
wilayah Meksiko. Mengingat ini adalah perang pertama Amerika Serikat sebagai
negara muda di tanah asing dan berakhir sebagai kemenangan.
2.5 Pembelian Alaska
Pada
30 Maret 1867, perjanjian jual beli tanah milik Rusia di Amerika Serikat telah
ditandatangani di Washington.. Tetapi situasi saat itu sangat kritis, bahkan
bisa saja Rusia tidak mendapatkan apa-apa. Penyerahan resmi wilayah itu
dilaksanakan di Novoarkhangelsk. Tentara Amerika dan Rusia berbaris di sekitar
tiang bendera. Bendera Rusia diturunkan sambil diiringi penghormatan senapan.
Tetapi bendera tersebut terbelit dan tersangkut di tiang. Seorang pelaut harus
memanjat tiang itu dan melemparnya ke bawah, tetapi bendera tanpa sengaja
mendarat tepat di ujung bayonet tentara Rusia.
Setelah itu Amerika mulai menduduki bangunan kota yang diganti
namanya menjadi Sitka. Ratusan warga Rusia yang memutuskan tidak menerima
kewarganegaraan Amerika Serikat, terpaksa harus dievakuasi menggunakan kapal
dagang dan sampai ke tanah air di tahun selanjutnya. Belajar dari pengalaman
selama perang saudara, Amerika Serikat berusaha untuk meluaskan pengaruhnya ke
negara-negara di sekitarnya. Dengan memperluas pengaruhnya terhadap
negara-negara di sekitarnya, otomatis Amerika Serikat memiliki sekutu bila
negaranya diserang.
Negara-negara di sekitarnya tidak akan menjadi “musuh dalam
selimut,” seperti Mexico yang dikuasai Prancis saat terjadi perang saudara,
dimana Amerika Serikat, dalam hal ini Union, takut Prancis akan ikut campur
karena letaknya sangat dekat dengan Amerika Serikat. Kondisi jaman pada masa
itu juga mendukung Amerika Serikat untuk meluaskan pengaruhnya, terutama
pengaruh ekonominya. Saat itu, negara-negara Eropa berusaha untuk memperluas
pengaruhnya dengan saling berebut menguasai negara-negara di Afrika dan
menguasai perdagangan di Asia. Keinginan dari Amerika Serikat untuk memperluas
pengaruh ke negara-negara sekitarnya juga diperkuat oleh angkatan lautnya yang
merasa perlu minta tambahan dana untuk memperkuat armadanya yang nanti
digunakan untuk menjaga keamanan ekonomi dan politik di negara-negara sekitar
Amerika Serikat. Bila melihat kebelakang lagi, keinginan Amerika Serikat untuk
memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran
‘Manifest Destiny” dan “City Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus
menjadi panutan dan pemimpin bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini
dijadikan sebagai alasan Amerika Serikat melakukan perluasan pengaruh dan
pembenaran terhadap hak dan kewajiban Amerika Serikat memperluas pengaruh dan
kebudayaannya di benua Amerika, Karibia, dan juga Pasifik.
Usaha perluasan pengaruh Amerika Serikat pertama dimulai dengan
membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867 atas usul William Seward, menteri
luar negeri Amerika Serikat saat itu. Alaska sangat luas, bahkan menjadi negara
bagian terluas di Amerika Serikat, tapi sepi dan hanya berisi gunung es yang
luas, sehingga banyak orang mencemooh keputusan membeli Alaska. Walau begitu,
setelah ditemukannya banyak emas di sungai Klondike, banyak orang pergi dan
menetap di Alaska.
BAB
3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Sejarah diplomasi Amerika Serikat
pada akhir abad ke!8 dan
sepanjang
abad
ke l9 ditandai dengan upaya
perluasan wilayah ke arah barat. Upaya diplomatik dilakukan terhadap negara-negara Eropa yang telah lebih dahulu menguasai wilayah Amerika utara seperti Inggeris,
Perancis, Rusia dan Spanyol. Sejak tahun 1776 sampai sekarang
bangsa Amerika selalu berusaha
untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya melalui upaya-upaya diplomatik untuk membentuk
sebuah imperium besar yang berkuasa dan berpengaruh atas bangsa-bangsa lain di dunia.
Pada
awal abad ke-19 mereka telah mampu membangun sebuah imperium kontinental yang besar.
Pada waktu yang
relatif sama juga mereka telah mengembangkan imperium perdagangan di
seluruh dunia, menggantikan
posisi Portugal, Spanyol, Belanda
dan Inggeris.
Upaya diplomatik untuk memperluas wilayah tersebut dilakukan terhadap negara-negara
Eropa yang berkepentingan dengan daratan Amerika, baik Amerika Utara maupun Amerika
Latin. Dengan upaya diplomatik yang gencar beberapa negara bagian (koloni) digabungkan ke dalam "imperium" AS
dengan cara
membeli seperti yang terjadi pada kasus Louisiana. Koloni
lainnya digabung dengan cara perundingan seperti antara lain dalam Perjanjian Transcontinental
dan
Guadalupe Hildadgo serta
melalui peperangan dengan Mexico. Dukungan politik, ekonomi dan militer serta kecakapan para
diplomat dan pemimpin AS dalam melakukan offensive
diplomasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan diplomasi mereka
terhadap negara-negara yang dijadikan sasaran
diplomasi.
Daftar
Pustaka
Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press
Wood, Gray. Garis Besar Sejarah Amerika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar